Sultan Abdul Hamid II, lahir hari Rabu tgl. 21 September 1842, Beliau diangkat menjadi khalifah pada tanggal 14 Agustus 1876, saat berusia 34 tahun. Dimana kondisi dalam negeri sangat memburuk, gerakan-gerakan sesat yang di dukung negara-negara barat bermunculan di setiap tempat.
Sultan Abdul Hamid II mewarisi Istana Daulama Bahjah dari bapaknya Sultan Abdul Majid. Istana ini sangat luas. Kamar-kamarnya sangat indah dengan perhiasan yang sangat banyak, serta taman istana memanjang sampai Bosfor. Bangunan termegah dengan arsitek ter-modern. Tetapi, Sultan Abdul Hamid tidak tertarik. Sultan yang tawadhu' ini hidup jauh dari hiruk pikuk keramaian, membenci keserakahan dan kesombongan. Ia tinggal di bagian barat negeri istambul, di sebuah istana yang sederhana, istana Yaldar. Disinilah, pusat pemerintahan dan alat kontrol seluruh aktivitasnya.
Sultan sangat disiplin dalam menjalankan sholat, soleh dan istiqamah. Di istana yang sederhana itulah ia tinggal selama 25 tahun. Beliau sangat cemas dengan kondisi yang terjadi pada saat itu, dimana konspirasi timbul dari dalam dan luar negeri, yang mengancam eksistensi khilafah Islam. kondisi inilah yang dimanfaatkan oleh musuh-musuhnya. mereka merencanakan makar, menjatuhkan mental Sultan dengan berbagai macam tuduhan. Tuduhan itu tidak mempunyai dasar sama sekali. Disebutkan pada mudzakirohnya, bahwa sultan terkenal dengan sifat pemaaf, dan akhlaq inilah yang beliau ikuti untuk memperbaiki manusia.
Sultan abdul Majid, bapaknya, mewariskan sistem pemerintahan yang dipengaruhi sistem romawi. Keputusan2 negara lebih banyak ditangani Perdana menteri Rasyid Basya yang aktif pada organisasi Freemasonry Yahudi.
Penggantinya Sultan Abdul Aziz, juga mengikuti pola pendahulunya. Hal ini bisa diketahui dengan kuatnya dominasi Gerakan turki muda yang dikendalikan Freemasonry Internasional. gerakan inilah yang menjatuhkan Sultan Abdul Majid dan menggannya dengan Sultan Murad, seorang tokoh Freemasonry juga. Kegoncangan Khilafah Utsmaniyah begitu hebat, mengakibatkan Sultan Murag yang cuma memerintah 93 hari ini menjagi hilang ingatannya.
Maka, Kesultanan digantikan oleh Sultan Abdul Hamid II.
Tatkala Sultan memegang kekhalifahan, kekuasaannya meliputi daerah Balkan, Kep. Anadhol, Kep. Yunani, Syiria, Libanon, Palestina, Yordania, Irak, Iran dan pesisir Afrika.
Kekuasaan Sultan di daerah lain hanya sekedar nama & simbol saja. Yaman dan Jazirah Arab tidak tunduk secara utuh. begitu juga Mesir dan Kubrus.
Ketika beliau memerintah th. 1876, penduduk Bosnia Herzegovina (Yugoslavia) keluar dari kekhalifahan. Mereka mengalahkan tentara Turki dan mengepung Monte Negro. negeri Arab mengumumkan perang dng kekuatan yg tersusun rapi.
Rusia bergerak ke arah Aya Sofia, berusaha menjatuhkan Sultan Abdul Hamid dan menguasai daerah2 yang vital. Sedangkan negara2 lain mengadakan muktamar di istambul yang menghasilkan suatu keputusan bahwa negara2 Eropa merelakan Rusia menguasai negeri2 yang dikehendakinya. Muktamar ini dihadiri oleh Madhat Basya dan antek2 Inggris. dan ruh permusuhan salib telah tertanam pada para peserta muktamar.
Sultan Abdul Hamid mewarisi hutang yang banyak. kekayaan negara semakin berkurang, hasil produksi tidak berjalan baik, dan Sultan menuju ambang kehancuran dari dalam.
Dalam kondisi seperti ini, sultan menjalankan peranannya dan mengatur siasat secara cerdik dalam menghadapi konspirasi mengeroyok Khalifah Utsmaniyah. Beliau berusaha memecah belah negara2 Eropa yg lain.
Setelah Yahudi Internasional melalui gerakan Freemasonry berusaha memasuki Palestina, salah seorang wakil dari mereka dr. Hertzel datang ke Sultan dng berbagai tawaran yang menggiurkan supaya bisa menguasai Palestina. Tapi Sultan menolak dengan jawaban yang terkenal :
"Dr. Hertzel, berhati2lah! Jangan teruskan lebih lanjut langkah anda itu, karena aku tidak akan memeberi sejengkal tanahpun di Palestina. Tanah ini bukan milik pribadiku, tetapi TANAH UMAT ISLAM yang diperoleh dengan darah dan jiwa mereka. Hingga suatu hari kalian bisa merobek2 kekuasaanku. Tapi, hal itu tidak mungkin terjadi selama aku masih hidup"
Karena konspirasi Internasional begitu hebat, sementara negara2 Arab-pun mulai terhasut oleh ghozwul fikri musuh2 Islam yang mengakibatkan mereka lebih cenderung pada nasionalisasi Arab.
Senin tgl. 13 Maret 1924, Khilafah islam se-dunia akhirnya jatuh. dengan berakhirnya Kekhalifahan ini, lenyaplah ikatan Islam, kesatuan Islam, setidak2nya sampai saat ini.
Namun, sejarah mencatat Sultan Abdul Hamid II, sebagai benteng terakhir kekhalifahan ini telah berusaha keras menjaga keutuhan Daulah islam dari segala bentuk konspirasi, fitnah dan cobaan.
Semoga Allah memberkati Sultan Abdul Hamid II atas usahanya yang begitu gigih membangun khilafah yang menyatukan umat dalam suatu sistem pemerintahan Islam se-dunia. (Oleh Arlina Mujahidah)