Sejak dimulainya demonstrasi rakyat di Mesir 25 Januari 2011 yang lalu, banyak fatwa telah dikeluarkan, yang umumnya berpihak kepada para demonstran, dan mendorong mereka untuk melanjutkan aksi mereka hingga tuntutan mereka terwujud. Yang paling menonjol adalah apa yang dinyatakan oleh Per...satuan Ulama’ kaum Muslim, Syaikh Yusuf al-Qaradhawi.
Sebagaimana puluhan ulama juga ikut dalam barisan pengunjuk rasa di Tahrir Square, sebagian lain dari ulama’ al-Azhar sendiri. Sebagian lainnya lagi dari ulama’ al-Jam’iyyah as-Syar’iyyah, dan persatuan-persatuan ulama’ kaum Muslim lainnya. Jurubicara resmi al-Azhar, Muhammad Rifaat at-Thahthawi, menyatakan mundur dari jabatannya, dengan alasan tidak ingin menyulitkan al-Azhar, karena dia mendukung demonstrasi rakyat, dimana dia menegaskan pentingnya keterlibatan ulama’ dalam Revolusi Rakyat ini.
Terakhir, keluar beberapa fatwa yang juga mendukung demonstrasi di Mesir, umumnya membantah fatwa Mufti Umum Saudi, Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah Ali as-Syaikh yang menyebut demontrasi tersebut dalam khutbahnya Jum’at lalu sebagai “provokasi untuk mengadu domba rakyat dengan penguasanya.” Tetapi, sejumlah ulama’ terkenal di Saudi, seperti Syaikh Salman Fahd al-‘Audah, pakar ushul fikih, Syaikh ‘Iwadh al-Qarni, mantan ketua Mahkamah Agung dan anggota ulama’ senior, Syaikh Shalih al-Haidan ramai-ramai menolak pernyataan Mufti Saudi yang ngawur itu.
Bahkan, koordinator umum Partai Umat Kuwait dan dosen syariah di Universitas Kuwait, Dr. Hakim al-Muthiri menyatakan, bahwa revolusi rakyat ini wajib, jika bertujuan untuk melenyapkan kezaliman. (www.al-Jazeera.net, 7/2/2011)
Sebagaimana puluhan ulama juga ikut dalam barisan pengunjuk rasa di Tahrir Square, sebagian lain dari ulama’ al-Azhar sendiri. Sebagian lainnya lagi dari ulama’ al-Jam’iyyah as-Syar’iyyah, dan persatuan-persatuan ulama’ kaum Muslim lainnya. Jurubicara resmi al-Azhar, Muhammad Rifaat at-Thahthawi, menyatakan mundur dari jabatannya, dengan alasan tidak ingin menyulitkan al-Azhar, karena dia mendukung demonstrasi rakyat, dimana dia menegaskan pentingnya keterlibatan ulama’ dalam Revolusi Rakyat ini.
Terakhir, keluar beberapa fatwa yang juga mendukung demonstrasi di Mesir, umumnya membantah fatwa Mufti Umum Saudi, Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah Ali as-Syaikh yang menyebut demontrasi tersebut dalam khutbahnya Jum’at lalu sebagai “provokasi untuk mengadu domba rakyat dengan penguasanya.” Tetapi, sejumlah ulama’ terkenal di Saudi, seperti Syaikh Salman Fahd al-‘Audah, pakar ushul fikih, Syaikh ‘Iwadh al-Qarni, mantan ketua Mahkamah Agung dan anggota ulama’ senior, Syaikh Shalih al-Haidan ramai-ramai menolak pernyataan Mufti Saudi yang ngawur itu.
Bahkan, koordinator umum Partai Umat Kuwait dan dosen syariah di Universitas Kuwait, Dr. Hakim al-Muthiri menyatakan, bahwa revolusi rakyat ini wajib, jika bertujuan untuk melenyapkan kezaliman. (www.al-Jazeera.net, 7/2/2011)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar