Minggu, 25 Juli 2010
KHILAFAH SEMAKIN MENGGEROGOTI JANTUNG KAPITALISME.
Perjuangan dan opini tentang Khilafah semakin hari semakin bergema mewarnai wacana-wacana perkembangan politik global baik cendikiawan Muslim maupun barat, ulama, Agen intelejen sampai media Massa baik lokal maupun internasional. Dimana ide ini sebelumnya dianggap sebagai gagasan yang Absurd dan utopis namun seiring perjalanan waktu serta perjuangan dan kerja keras yg terus-menerus melakukan mobilisasi ide tersebut sehingga menjadikan gagasan tersebut tidak bisa lagi dianggap sebelah mata, ibarat bola salju semakin hari semakin menggelinding dan bertambah besar sehingga tidak bisa lagi terbendung walaupun barat berusaha untuk menghadang dan membendung gagasan tersebut, namun sebaliknya ide Khilafah kian hari semakin mengikis dan menggorogoti jantung kapitalisme dan institusi peradaban barat.
Pada saat yang sama barat menyadari hal tersebut sehingga membuat mereka kebakaran jenggot dan semakin ketakutan melihat derasnya arus opini Syariah dan Khilafah. Apalagi akhir-akhirini media-media Internasional gencar menjadikan Khilafah sebagai topik perbicangan yang hangat dan tentunya mengundang prokontra mengingat Khilafah adalah sebuah gagasan yang bertentangan secara Diametral dengan Kapitalisme barat dan derivasinya.
Rangkain kegiatan di bulan Rajab yang diadakan oleh Hizbut Tahrir dalam rangka mengingatkan kembali kaum Muslimin tentang sebuah peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 28 Rajab yaitu abolisi terhadap institusi kekuatan dan pemersatu kaum Muslimin bahwa kaum muslimin pernah menjadi negara adidaya yang tentaranya tak terkalahkan oleh negara manapun pada saat itu serta ketiadaan institusi tersebut adalah sebuah malapetaka besar yang menyebabkan kaum Muslimin menjadi bulan-bulanan persis sebagaimana yg digambarkan oleh hadis Nabi 14 Abad yang lalu beliau bersabda :
“Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas piring. Berkata seseorang: Apakah karena sedikitnya kami waktu itu? Beliau bersabda: Bahkan kalian pada waktu itu banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Alloh mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn. Seseorang bertanya: Wahai Rasulullah, apakah wahn itu? Beliau bersabda: Mencintai dunia dan takut mati”. (Riwayat Abu Dawud no. 4297. Ahmad V/278. Abu Na’im dalam Al-Hilyah).
Kegiatan-kegiatan tersebut dikemas dalam bentuk Konferensi yang dilaksanakan selama bulan Rajab di seluruh dunia mulai dari benua Asia, Australia, Eropa dan Amerika. Namun tentunya yang paling menarik dan menjadi perdebatan adalah pelaksanaan konferensi tersebut di negara yang menjadi jantung Kapitalisme.
Kebangkitan Islam di Barat terus meningkat. Hal itu diakui oleh para politisi Barat. Terlebih lagi ketika dakwah terhadap Islam, Syariah dan Khilafah secara terbuka terus menggema dan terorganisir dilakukan sebuah kelompok dakwah global. Tentu saja para pemuja liberalisme dan kapitalisme pun merasa terancam. Kehadiran Islam dikhawatirkan dapat menggulingkan peradaban kapitalis yang telah tampak kerusakkannya itu.
Seorang aktivis politikus konservatif mengatakan kecenderungan pro-Islam Obama merupakan penyebab kelompok-kelompok Islam yang ia sebut radikal menjadi begitu berani secara terbuka untuk mengadakan konferensi di wilayah Amerika Serikat yang menyerukan pendirian sistem pemerintahan Islam global.
Chad Groening dalam OneNewsNow mengatakan bahwa pada tanggal 11 Juli Hizbut Tahrir Amerika (HTA) yang ia sebut sebagai kelompok Islam radikal mengadakan Kampanye Global Khilafah tahunan yang kedua di pinggiran Chicago untuk seruan akhir dari kapitalisme.
Tema yang diangkat tahun lalu adalah "Kejatuhan Kapitalisme & Kebangkitan Islam", sekitar 500 orang ikut serta. Tapi tahun ini, menurut Groening, kelompok tersebut telah menyediakan tempat ballroom 11.000 kaki persegi, berharap dapat menampung lebih dari seribu peserta. Konferensi tahun ini mengangkat tema "Emerging World Order: How the Khilafah Will Shape the World'".
Seperti biasa, para politis barat merasa risih dan kebakaran jenggot dengan meningkatnya seruan penegakkan Islam, Syariah dan Khilafah itu. Beberapa upaya dilakukan untuk membungkam seruan dakwah yang dilakukan oleh gerakan yang aktif menyadarkan umat itu.
Demikian juga di Benua Kanguru, Sebagaimana yang dipublikasikan oleh beberapa media bahwa Pasca Konferensi Khilafah di Australia dimana dihadiri 1000 peserta bertempat di barat Sydney, pada hari Ahad, 04/07/2010. Islam, Syariah dan Khilafah Menjadi Perbincangan di Australia Sekitar . Ketakutan para Islamophobia sangat tampak, usai pemberitaan Konferensi Khilafah di media Australia yang menuliskan seruan bagi kaum Muslim Australia meninggalkan demokrasi, serta merta, politisi Australia bermaksud melakukan pelarangan atas Hizbut Tahrir.
Melanie Philips seorang penulis Daily Mail Inggris merasa kebakaran jenggot atas berlangsungnya konferensi khilafah di benua Aussie tersebut. Ia menulis opininya di media The Australian berjudul "Jihadist group a threat to us all". Seperti biasa, tuduhan palsu berulangkali dipaksakan untuk menghubungkan Hizbut Tahrir dengan gerakan terorisme. Tetapi, lagi-lagi, semua tulisannya itu hanya semakin menampakkan kepalsuan dan tuduhan paksa oleh seorang penulis atas partai Islam global yang secara terus terang menyatakan dirinya berjuang tanpa kekerasan. Bahkan anggota parlemen federal Michael Johnson mengatakan bahwa penceremah ekstrimis Islam harus dilarang dari Australia. Ia juga menyerukan perdebatan tentang larangan burqa.
Berbagai penentangan dan pemboikotan terhadap perjuangan Khilafah justru semakin membuka kebusukan Barat yang semakin tidak konsisten dan mengkhianati prinsip-prinsip mereka sendiri yaitu kebebasan berbicara dan berekspresi. Serta Pada saat yang sama ide Syariah dan Khilafah semakin mendapat tempat di hati Umat. (Oleh Saifullah Korwil BKLDK SulselBar))
Referensi :
www.syabab.com
http://dakwahkampus.com/artikel/pemikiran/1115-khilafah-semakin-menggerogoti-jantung-kapitalisme.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar